Menulis itu
berbeda dengan mengarang. Menulis adalah kegiatan kebahasaan produktif yang
merangkaikan beragam tulisan, baik bersumber dari tulisan orang lain maupun
pemikiran penulis. Mengarang dapat didefinisikan sebagai kegiatan mengeluarkan
pikiran imajinatif menjadi bentuk karangan. Berdasarkan definisi itu, tentu
akan ditemukan perbedaan yang mencolok, bahwa menulis sering terinspirasi oleh
tulisan sebelumnya. Jadi, penulis menjadikan tulisan orang lain sebagai sumber
pengetahuan dasar untuk menulis bukunya. Buku baru yang ditulisnya dapat
memperkuat buku sebelumnya, melengkapi, dan atau menolak. Maka dari itu, pada
bagian akhir sebuah buku, penulis wajib mencantumkan daftar pustaka. Ini tidak
dilakukan oleh pengarang.
Berkenaan dengan itu,
penulis yang jujur harus menuliskan sumber bacaan yang pernah digunakan untuk
penulisan bukunya. Penulis yang jujur harus mengakui bahwa tulisannya merupakan
kompilasi beragam informasi dan pengetahuan yang diperoleh dari membaca buku
karya orang lain. Jadi, penulis yang jujur selalu berpedoman kepada kejujuran
bersikap: setiap buku selalu saling menginspirasi. Oleh karena itu, penulis
yang jujur perlu berterima kasih kepada penulis pandahulunya dengan menuliskan
bukunya dalam daftar pustaka.
Penulisan buku
dapat bersumberkan dari beragam jenis tulisan. Oleh karena itu, teknik
penulisan pun berbeda-beda. Inspirasi penulisan buku dapat bersumber dari
tulisan buku milik orang lain, penelitian, artikel (baik media cetak maupun
elektronik/ internet). Karena sumbernya berbeda-beda, teknik penulisannya pun
berbeda-beda.
Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana
penulisan daftar pustaka pada penulisan makalah, skripsi atau penelitian dan
lain sebagainya.
1. Penulisan daftar
pustaka dalam pengambilan data dari internet.
Pertama; tulis nama,
kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu
beri (tanda titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik)
lagi, keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web
dll setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis tanggal pengambilan data
tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini:
- Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk
Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008
2. Penulisan
daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku.
Pertama; penulisan nama
untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang
ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma)
dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku,
ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah
judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat
penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut
diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:
- Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web
dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
- Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah
Menginstall Web Server Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
3. Penulisan
daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama.
Pertama tulis
nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma)
lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu
setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk
nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan,
yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga
tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan
tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang
saja, setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku
tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah
itu beri (tanda titik). Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri
(tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok. keempat; yaitu penulisan
tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir
kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda
titik) ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar
pustaka. Nah ini contohnya Seperti dibawah ini:
- Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T.
(2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit
Informatika.
- Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C.
(2004). Systems Analysis and Design Methods. Indianapolis:
McGraw-Hill Education.
Perlu diingat juga untuk penulisan daftar
pustaka yang banyak harus berurutan penulisannya. Nama dari sumber yang diambil
sebagai daftar putaka ditulis berdasarkan urutan Abjad dari nama masing-masing tersebut, dimulai dengan
Abjad A-Z itulah
urutan penulisan daftar pustaka yang baik yaitu sesuai dengan urutan
nama-namanya.
4. Penulisan Daftar Pustaka dari Penelitian
Penulisan daftar pustaka
yang bersumberkan hasil penelitian atau jurnal tidak mempunyai banyak perbedaan
dengan penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku. Perbedaannya hanya
meletakkan jenis penelitian dengan diapit tanda kurung.
Contoh:
Johan Wahyudi.
2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyunting Karangan dengan Penerapan
Metode Inkuiri (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Jika bersumber dari jurnal penelitian, daftar
pustaka ditulis sebagai berikut.
Johan Wahyudi.
2009. Meningkatkan Kemampuan Menulis Petunjuk dengan Pemanfaatan
Lingkungan Sekolah. (Jurnal Bahasa dan Sastra Nomor 05 Volume 1 Tahun
III). Samarinda: Balai Bahasa Kalimantan Timur.
5. Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel
Kita sering membaca
banyak artikel, baik di media cetak maupun internet. Dari artikel tersebut,
kita sering terinspirasi untuk menjadikannya sebagai sumber penulisan buku.
Seorang penulis buku harus bersikap jujur. Artinya, penulis buku harus
menuliskan sumber tersebut ke dalam daftar pustakanya. Penulisan artikel ke
dalam daftar pustaka menggunakan urutan sebagai berikut.
Nama penulis[tanpa
dibalik-titik] spasi tahun terbit[titik] spasi judul artikel [cetak
miring-titik] spasi dalam [nama media cetak lengkap dengan tanggal, bulan dan
tahunnya-titik].
Contoh:
Johan Wahyudi.
2010. Ayo Menulis Buku dalam Majalah Guruku Edisi
Juni 2010.
Jika bersumber dari internet, daftar pustaka
ditulis dengan urutan sebagai berikut.
Nama penulis[tanpa
dibalik-titik] spasi tahun terbit[titik] spasi judul artikel [cetak
miring-titik] spasi dalam [nama media cetak lengkap dengan tanggal, bulan,
tahun, dan waktu mengunduhnya-titik].
Contoh:
Johan Wahyudi.
2010. Jika Naskah Buku Ditolak Penerbit dalamhttp://media.kompasiana.com/buku/2011/01/20/jika-naskah-buku-ditolak-penerbit/ diunduh pada Sabtu, 22 Januari 2011 jam 08.12.
Begitulah pedoman
penulisan daftar pustaka yang digunakan penerbit dan kampusku. Mungkin saja
ditemukan perbedaan dalam pengurutan daftar pustaka. Ada juga penerbit atau
lembaga yang membalik nama penulis. Menurutku, orang Indonesia meletakkan nama
diri pada namanya. Itu teramat berbeda dengan orang asing yang meletakkan nama
diri di belakang nama keluarga. Memang ada beberapa daerah yang mempunyai hokum
kekerabatan dengan menuliskan marganya. Namun, nama marga ternyata ditulis di
belakang nama diri. Jadi, itu tidak berpengaruh dalam penulisan daftar pustaka.
Kita perlu menyepakati satu hal: menghormati
dan menghargai penulis yang tulisannya digunakan orang lain. Penulis
harus menghormati jika ingin dihormati. Dan itu harus dimiliki penulis buku
sejati.
Sumber:
http://faisal14.wordpress.com/2009/03/02/cara-menulis-daftar-pustaka/
http://media.kompasiana.com/buku/2011/01/22/bagaimanakah-menulis-daftar-pustaka-yang-benar/
No comments:
Post a Comment